Pada akhir abad ke 15, Jawa mengalami gelombang pengislaman secara besar-besaran. Yakni sejak Prabu Brawijaya V, raja yang diakui sebagai raja terakhir majapahit masuk Islam atas bimbingan Sunan Kalijogo. Prinsip Ageming aji membuat rakyat serta merta mengikuti sesembahan-nya, karena raja merupakan Sayiddin Panatagama Khalifatullah. Apalagi kemudian disusul berdirinya keraton Demak yang menerapkan kitab Suci Al-Qur'an sebagai undang-undang.
Dalam perjalanan sejarah, agama Islam telah mengubah wajah dan kiblat orang Jawa. Namun, kuatnya tradisi membuat Islam mau tak mau harus siap beraktulturasi. Wujud akulturasi tersebut menjadi ajaran khas jawa, yang dikenal dengan nama Islam Kejawen. Kini, Islam dan Kejawen hampir tidak dapat berpisah satu dengan lainya. Islam Kejawen menjadi suatu warna baru yang berkembang ditanah Jawa.
Simbolisme Jawa yang rumit dan teologi Islam yang sering kali dipahami secara sepihak, menjadi sangat menarik untuk dikaji. Buku ini mengurai secara komprehensif fenomena Islam Kejawen sampai saat ini yang perlu dibaca para sejarawan, sosiolog, aktivis, agamawan dan masyarakat umum.
Dalam perjalanan sejarah, agama Islam telah mengubah wajah dan kiblat orang Jawa. Namun, kuatnya tradisi membuat Islam mau tak mau harus siap beraktulturasi. Wujud akulturasi tersebut menjadi ajaran khas jawa, yang dikenal dengan nama Islam Kejawen. Kini, Islam dan Kejawen hampir tidak dapat berpisah satu dengan lainya. Islam Kejawen menjadi suatu warna baru yang berkembang ditanah Jawa.
Simbolisme Jawa yang rumit dan teologi Islam yang sering kali dipahami secara sepihak, menjadi sangat menarik untuk dikaji. Buku ini mengurai secara komprehensif fenomena Islam Kejawen sampai saat ini yang perlu dibaca para sejarawan, sosiolog, aktivis, agamawan dan masyarakat umum.
0 komentar:
Posting Komentar